Kontribusi Sektor Keuangan ke PDB Indonesia Kecil, Terendah di Asia
Bagian keuangan Indonesia masih dangkal. Karena, sumbangsih asset, credit, hutang pemerintahan serta hutang korporasi Indonesia masih rendah andilnya pada PDB.
"Bagian keuangan atau pasar keuangan kita masih dangkal. Jika kita saksikan stoks, loan, government bonds serta corporate bonds pada PDB hanya 105 %," kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Destry Damayanti dalam Kuliah Tamu: Pasar serta Instansi Keuangan, Jakarta, Jumat (16/10/2020).
Asset keuangan Indonesia ini jadi paling rendah dibanding dengan peer countries regional di Asia. Dibanding dengan Indonesia, asset keuangan Thailand pada PDB capai 299 % serta Malaysia telah capai 333 %.
Ini memberikan indikasi kemampuan dana lokal jadi terbatas untuk memberikan dukungan pembiayaan periode panjang. Termasuk juga dengan pembiayaan infrastruktur. Situasi ini dibarengi dengan tingginya dependensi pasar keuangan lokal pada saluran dana asing.
Karena itu, Bank Indonesia bersama-sama OJK serta Kementerian Keuangan berupaya menambahkan investor. Diantaranya menarik investor retail dengan tawarkan beberapa produk yang disukai mereka.
pilihan terbaik dalam memilih situs togel online "Beberapa produk kita mengeluarkan untuk menangkap investor retail," katanya.
Dalam 2 tahun akhir, minimal telah ada 3 juta investor retail yang masuk di pasar Indonesia. Tetapi, jumlah ini masih dipandang kurang karena tingkat literasi keuangan di tanah air yang rendah.
"Index literasi kita tetap sama. Dalam 6 tahun ini masih 36 %, even ini perbankan kita telah 77 % ditambah lagi pasar modal," katanya.
Ia menambah, situasi ini juga harus jadi kesempatan yang penting ditingkatkan. Diantaranya Bank Indonesia keluarkan bikin biru perubahan pasar keuangan.
"Kita perkuat ini serta kita kerjakan pengokohan infrastrukturnya serta transformasi digitalnya," katanya akhiri.
Bank Indonesia (BI) mengatakan, ketahanan bagian keuangan dengan external di triwulan III 2020 masih terlindungi, di tengah-tengah dinamika rekonsilasi saluran modal global.
Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai ganti rupiah yang selalu teratasi sambil disokong beberapa langkah stabilisasi bank sentra. Disamping itu, inflasi selalu rendah bersamaan keinginan yang belum kuat serta suplai yang ideal.
Dalam pengakuan sah yang dikeluarkan BI, Kamis (15/10/2020), situasi likuiditas dipandang selalu kendur serta menggerakkan pengurangan suku bunga. Ini berlangsung bersamaan dengan kebijaksanaan moneter serta makroprudensial akomodatif yang dikeluarkan Bank Indonesia.
"Ketahanan skema keuangan selalu kuat, walau efek meluasnya imbas Covid-19 pada kestabilan skema keuangan terus diamati. Transaksi bisnis Skema Pembayaran, baik tunai atau nontunai memperlihatkan kenaikan searah pembaruan ekonomi, dibarengi pemercepatan digitalisasi ekonomi serta keuangan," catat BI.
Buat menjaga situasi ini, Bank Indonesia memiliki komitmen untuk selalu menguatkan pengaturan kebijaksanaan dengan pemerintahan serta kewenangan berkaitan.
Pengaturan kebijaksanaan dilaksanakan dengan pemerintahan, Kewenangan Layanan Keuangan (OJK) serta Instansi Penjamin Simpanan (LPS) untuk menguatkan kestabilan skema keuangan, dan menggerakkan pendistribusian credit serta pembiayaan untuk perbaikan ekonomi nasional.
Disamping itu, BI akan terus percepat digitalisasi pembayaran serta pelebaran ekosistem digital lewat kerjasama dengan pemerintahan, bank, fintech, serta e-commerce untuk perbaikan ekonomi nasional.