Viral Review Makanan Berisi Celaan, Bagaimana Hukumnya dalam Islam? Ini Penjelasan Buya Yahya

 Jakarta - Beberapa hari ini, beberapa food vloger, sedang bentrok di program share video pendek Tiktok. Seteru ini bermula dari ulasan seorang food vlogger pada suatu warung.

Ia memberi komentar segala hal mengenai warung tersebut. Dimulai dari lokasi yang kotor, harga yang mahal, sampai masalah makanan yang disajikan tidak pada kondisi hangat.  King88bet

Terakhir, sesudah 'review jujur' itu di-publish dan trending. Sang pemilik warung geram besar sebab menganggap dirugikan.  king88bet login alternatif

Kejadian ini memantik food vlogger lain turut memberi komentar. Ada yang memberikan dukungan sang pemilik warung, tetapi banyak juga yang memberikan dukungan si vloger.
Ilustrasi buah jeruk
Lalu bagaimana Islam menyaksikan kegiatan mengulas makanan yang kerap ada perkataan atau pernyataan sanjungan tapi kadangkala ada kecaman? Berikut ialah keterangan Buya Yahya atau KH Yahya Zainul Maarif, pengasuh Al Bahjah.

Viral Review Makanan Berisi Celaan, Bagaimana Hukumnya dalam Islam? Ini Penjelasan Buya Yahya

Buya Yahya, seorang ulama di Indonesia, pada sebuah pengajian seperti disiarkan akun Youtube Albahjah TV sebelumnya pernah ditanyakan mengenai hukum memberi komentar makanan?

Ulama namanya komplet KH Yahya Zainul Ma'arif ini jawab pertanyaan itu dengan menerangkan jika memberi komentar atau mencemooh makanan termasuk tidak mensyukuri anugerah Allah SWT.

Sikap ini, kata Buya, dapat mengundang murka Allah. Ia menganalogikan pemberian dari manusia dengan manusia. Jika orang yang terima hadiah selanjutnya mencemoohnya, karena itu tentulah sang pemberi tidak suka.

Buya Yahya, selanjutnya mencuplik hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah jika Rasulullah SAW sebelumnya tidak pernah memaki makanan. Jika Nabi tidak menyukai sesuatu makanan, ia akan tinggalkan tanpa mengomentarinya.

"Nabi sebelumnya tidak pernah mencemooh dawaqon. Dawaqon itu suatu hal yang terdapat rasanya. Kemanisanlah, keasinanlah, kekecutanlah, nabi tidak semacam itu," Jelas Buya Yahya.

Syekh Atho'illah Asy-Syakandari, dalam kitab Al-Hikam, bercerita jika Rasulullah SAW ialah figur yang hargai makanan pemberian orang.

Sesuatu kali, seorang wanita memberikan jeruk ke Nabi Muhammad. Nabi selanjutnya makan jeruk itu sampai habis di muka wanita barusan.

Sesudah wanita itu pamit pergi, teman dekat yang waktu itu temani nabi menanyakan mengapa beliau habiskan semua jeruknya dan tidak tersisa untuk beberapa teman dekat.

Ternyata, Rasulullah memang menyengaja habiskan jeruk itu karena rasanya benar-benar masam.

Bila jeruk itu dibagi ke beberapa teman dekat, nabi cemas mereka akan mengerutkan dahi dan membentak wanita itu karena jeruknya kecut.

"Saya takut hatinya akan tersinggung. Karenanya Saya habiskan semua," papar Rasulullah.

Postingan populer dari blog ini

mid-19th century, certainly there certainly have actually been actually

Psychoanalytic concepts

climate change may be to blame for the rise in cloudbursts, in an ideal world rainfall alone needn’t lead to disastrous landslides.